Saturday, December 26, 2009

Kalam Hikmah Ke 12 : 'Uzlah Adalah satu-satu Jalan Mendekatkan Diri Kepada Allah


Kalam Hikmah Ke 12 Ibnu Athaillah Askandary ialah 'Uzlah Adalah satu-satu Jalan Mendekatkan Diri Kepada Allah.

"Yang dapat bermanafaat pada hati ialah sesuatu yang berupaya 'uzlah di mana dengannya hamba Allah boleh masuk dalam keluasan berfikir."

Kalam hikmah ini mendalam maknanya.Dapat diterangkan sebagai berikut:

1. Mengubati penyakit-penyakit hati adalah wajib hukumnya pada hamba-hamba Allah yang bermaksud makrifat kepadaNYA.

Penyakit-penyakit hati ini timbul disebabkan mengikut tabiat kemanusiaan yang terjadi dari mendekati atau menjalankan sesuatu yang bertentangan dengan kebaikkan, cenderung pada memperkenankan kehendak hawa nafsu, bahkan juga terjadi dari rasa sayang dan cinta kepada alam lahiriah sehingga dapat melalaikan untuk melaksanakan ta'abud dan ibadat dengan sempurna kepada Allah SWT.

2. Untuk mengubati penyakit hati. Jalan yang paling bermanafaat adalah melalui 'uzlah. 'Uzlah ialah menjauhkan diri untuk tidak bergaul dengan orang-orang yang menurut kaca mata agama dan akhlak adalah tidak baik untuk bergaul dengan mereka.

'Uzlah ialah menjauhkan diri untuk tidak bergaul dengan orang-orang akhlaknya kurang sempurna. Contohnya, orang-orang yang sering tidak mengerjakan apa yang agama ajarkn, sering melanggar larang-larangan yang telah Allah tetapkan.

Yakni menjauhkan diri kita dengan orang-orang yang tidak bersolat, selalu mengerjakan yang haram, sering berbohong, mencela orang lain, dan sebagainya. Jika kita bergaul dengan mereka sedikit sebanyak pasti akan membawa pengaruh tidak baik juga kepada kita. Melainkan jika pendirian kita sudah cukup kuat dan tidak mudah terpengaruh, dan berusaha untuk menarik mereka kepada jalan yang Allah redai.

Apabila kita menjauhkan diri daripada manusia-manusia yang tidak baik, maka kita akan pasti selamat dari akhlak-akhlak dan pengaruh-pengauh yang tidak sihat.  Terpelihara agama kita dan terpelihara diri kita dari aneka perselisihan dan perebutan duniawi, juga dari segala macam-macam kejahatan dan ftnah-fitnah.

Menjauhkan diri dari bergaul dengan manusia-manusia yang tidak baik adalah bermacam-macam coraknya menurut kekuatan keimanan kita.

Apabila kita tidak kuat bergaul dengan mereka dan payah untuk kita memisahkan diri dari mereka, maka wajib bagi kita berpindah tempat ke daerah , di mana kita boleh jauh dari pengaruh-pengaruh itu. Karena itulah para ulama dan hamba Allah yang soleh selalu memilih tempat tinggal di pinggir-pinggir kota atau daerah pergunungan untuk memencilkan diri.

Rasullulah sendiri pun, sebelum menerima wahyu pertama, suka ber'uzlah sendiri di Bukit Nur, terdapatnya Gua Hira'.tujuannya memisahkan diri dari masyarakat yang sering melakukan maksiat. Rasullulah ber'uzlah ,bertafakkur kepada alam lahiriah demi melihat kebesaran Allah dan memperdalamkan makrifat kepada NYA.

Rasullulah SAW telah bersabda dalam satu hadith yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Sa'ad bin Abu Waqqash:

bermaksud; " Sesungguhnya Allah cinta kepada hambaNya yang taqwa , yang bersih (dari segala penyakit hati) lagi yang menyembunyikan dirinya (demi menjauhkan diri dari pengaruh-pengaruh yang tidak baik.)

Sebab itu orang soleh zaman dahulu sering memisahkan diri dengan masuk ke dalam gua yang sunyi sepi.

Allah berfirman di dalam Al-Quran:

وَإِذِ ٱعۡتَزَلۡتُمُوهُمۡ وَمَا يَعۡبُدُونَ إِلَّا ٱللَّهَ فَأۡوُ ۥۤاْ إِلَى ٱلۡكَهۡفِ يَنشُرۡ لَكُمۡ رَبُّكُم مِّن رَّحۡمَتِهِۦ وَيُهَيِّئۡ لَكُم مِّنۡ أَمۡرِكُم مِّرۡفَقً۬ا (١٦)

Bermaksud:
"Dan oleh kerana kamu telah mengasingkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka sembah yang lain dari Allah, maka pergilah kamu berlindung di gua itu, supaya Tuhan kamu melimpahkan dari rahmatnya kepada kamu dan menyediakan kemudahan-kemudahan untuk (menjayakan) urusan kamu dengan memberikan bantuan yang berguna."(Al-Kahfi, 16)

Ayat ini memberikan pengetian kepada kita, bahawa apabila kemungkaran bermaharalela dimana tidak mungkin dapat di atasi,dan kemungkinan kita turut terjebak ke dalam jurang itu, maka Allah memerintahkan kita ber'uzlah dan hijrah ke bumi lain di mana agama kita selamat dan hati kita tenteram dan tenang menjalankan perintah-perintah Allah SWT.

3.Dengan 'uzlah, hati kita dapat melihat, otak dapat berfikir pada sesuatu yang bermanafaat demi kebahagiaan hidup dunia  akhirat. Dapat muhasabah diri apakah amalan kita sempurna, makanan yang kita makan itu dari sumber yang halal, pakaian yang kita pakai itu menepati kehendak syariat dan sebagainya.

Maka dengan ber'uzlah, demi memisahkan diri, InsyaAllah semua yang bersifat tercela dapat dihindari. Menghindari diri dari melakukan sifat tercela ini juga merupakan ibadah  yang paling besar nilainya dari ibadah-ibadah besar yang lain.

Imam al-Ghazali telah mengutip hadith Rasullulah SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan Abu Hurairah r.a. sebagai berikut :

bermaksud "Berfikir satu saat adalah lebih baik dari ibadah selama 70 tahun."

Dengan berfikir, kita dapat melihat segala penyakit hati, segala tipu daya syaitan terhadap diri kita, dan segala pengaruh duniawi yang telah menjauhkan kita dari jalan-jalan ibadah yang sempurna.

Apabila segala perkara ini dapat kita lihat dan sedari, maka kita akan berusaha untuk mencari jalan bagaimana untuk menjauhkan diri, InsyaAllah makrifat kita kepada Allah SWT akan terus bertambah mantap.

Ada 4 musuh utama untuk ber'uzlah yang disebut dalam ajaran  ilmu tasawwuf:

a) DUNIA
b) SYAITAN
c) NAFSU
d) HAWA

Beza hawa dengan nafsu. Hawa ialah sesuatu yang menggoda untuk kita melakukan sesuatu perbuatan atau tindakan yang bertentangan sifat terpuji dan bermanafaat. Sedangkan nafsu adalah timbul dari godaan tadi dan bertindak untuk melaksanakannya. (seorang perempuan menggoda , hawanya ingin melakukan zina, memenuhi godaan dengan tindakan melakukan zina itu adalah nafsu).

4. 'Uzlah terbahagi kepada 2 :

a) 'Uzlah dengan hati dan diri.
Yakni menjauhkan hati dan diri kita dari segala makhluk. Menyendiri di tempat yang sunyi.

b) 'Uzlah dengan hati saja.
'Uzlah begini , tubuh jasmani tetap bergaul dengan manusia. Hatinya hanya kepada Allah, tubuhnya bergaul dengan masyarakat. 'Uzlah tingkatan ini adalah 'uzlah orang yang dapat menyelamatkan imannya dan agamanya, meskipun bergaul dengan sesiapa sahaja.

Seperti syair wali Allah Rabi'atul Adawiyah  yang bermaksud,

"Sungguh aku jadikan Engkau dalam hatiku berbicara dan berdialog. Sedangkan tubuh aku biarkan duduk dengan siapa sahaja. Maka tubuhku berjinak-jinak dengan orang yang duduk disampingnya, tetapi kecintaan hatiku tertambat dengan halus gemulai di dalam hati."

Kesimpulan:
Apabila kita ingin supaya kita bersih dari dosa-dosa lahiriah dan seluruh penyakit hati, maka wajiblah kita 'uzlah dan hijrah dari makhluk, apakah dengan hati dan tubuh. Pilihlah mana yang lebih sesuai dengan kekuatan kita.