Wednesday, October 27, 2010

Kalam Hikmah Ke 78 : Antara Harapan dan Angan-Angan

Menurut Kalam Hikmah yang ke 78, Al-Imam Ibnu Atha'illah Askandary:
"Harapan (yang hakiki) ialah harapan yang disertai oleh perbuatan dan jika tidak, maka ia adalah angan-angan"

Kalam hikmah ini kelihatan pendek, tetapi pengertiannya dalam dan penjelasannya tidak sependek kalam tersebut.

I) Imam Al-Ghazali dalam 'Ihya' Ulumuddin , (juz IV, hal 139-140) menerangkan masalah ini yang dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Ar-Raja' atau harapan dalam hati hamba Allah yang saleh, termasuk sebahagian tingkat pangkat mereka yang berjalan kepada Allah Ta'ala. Apabila Ar-Raja' telah menjadi sifat yang tetap dalam dirinya seorang hamba Allah, maka barulah disebut statusnya sebagai maqam, yakni sebagai satu nilaian pangkat yang tetap dalam diri mereka, atau dengan kata lain sudah menjadi sifat atau tabiat. Jika belum sampai ke taraf demikian, yakni masih belum tetap dan cepat hilang, maka harapan yang demikian disebut dengan ' hal ' yakni keadaan biasa.


Perbezaan antara keduanya seperti warna kuning, ada kuning yang tetap seperti kuning emas, dan ada kuning yang cepat hilangnya seperti kuning pucat orang yang sedang ketakutan. Selain itu ada pula kuning di antara kedua warna di atas seperti kuning orang sakit. Maka demikian pula sifat-sifat hati manusia.


2. Pada hakikatnya Ar-Raja' itu merupakan kumpulan dari 3 macam :

[a] Ilmu, merupakan sebab menghasilkan hal atau keadaan.
[b] Hal di mana dapat menimbulkan amal.
[c] Amal di mana menjadi tujuan daripada Ar-Raja'.


Definisi Ar-Raja', Imam Al-Ghazali menulis sebagai berikut :

"Tenangnya hati menunggu sesuatu yang dicintai, tetapi yang dicintai itu diharapkan benar kejadiannya dan tidak dapat tidak ada sebab untuk itu."

Karena itu, maka Ar-Raja' mengharapkan sesuatu yang disukai dan yang dicintai di mana hati tenang kerananya dan tentulah terdapat juga sesuatu yang diharapkan itu harus ada sebab-sebabnya.

Jika mengharapkan sesuatu tanpa mengusahakan sebab-sebabnya bukan lah disebut Ar-Raja', tetapi namanya 'Al-Ghurur', tipuan.

Jika mengharapkan sesuatu tanpa dikenal sebab-sebabnya, apakah ada atau tidak, maka disebut dengan Tamanni, angan-angan kerana mengharapkan sesuatu tanpa sebabnya.


Ar-Raja' membantu kita bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam beramal. Bila kita berharap,kita akan berusaha untuk mendapatkannya.


II). Disamping harapan yang benar ada pula harapan yang bohong, iaitu harapan yang melemahkan bersangkutan buat beramal disebabkan padanya terdapat keberanian mengerjakan maksiat dan dosa. Yang disebut  'tamanni'  atau angan-angan.

Dia mengharapkan taubat kepada Allah SWT tetapi dirinya tenggelam dalam maksiat atau tidak sunyi dari maksiat, disamping dia tidak mencela nafsunya dalam hal tersebut. Maka harapan yang demikian, adalah koson dan orang itu orang bodoh. Dia seperti menanam benih pada bumi kersang tetapi tidak memberikan perhatian kepada penyiramannya dan berusaha agar benih itu tumbuh.

Berkata Yahya bin Muaz : " Sebesar-besar tertipu menurutku ialah mengharapkan kemaafan dari Tuhan tanpa penyesalan, disamping mengekalkan diri dalam dosa. Mengharapkan hampir pada Allah Ta'ala tanpa taat. Menunggu hasil tanaman syurga dengan benih neraka. Mengharapkan kampung bahagia di akhirat dengan dosa dan maksiat. Menunggu pembalasan yang baik di syurga tanpa beramal. Dan bercita-cita sesuatu yang baik dari Allah Ta'ala tetapi sembrono ( sembarangan) tidak karuan.


Itulah sebabnya Allah Ta'ala telah mencela satu kaum yang mengira seperti di atas, yakni mengharapkan hal-hal yang baik dari Tuhan, tetapi mereka dikemudikan oleh dunia, dan dunialah yang mereka redhai.

Berfirman Allah dalam al-Quran:

Bermaksud :"Sesudah itu datanglah angkatan baru (yang jahat) menggantikan mereka. Mereka mempusakai kitab, mengambil harta benda kehidupan dunia yang rendah ini (dengan cara yang tidak halal) dan mereka berkata : Nanti (kesalahan) kami akan diampuni..." (surah Al_A'raf, ayat 169)


Maksudnya sebahagian manusia mengharapkan keampunan Allah Ta'ala tetapi diri mereka terus terlibat dalam hal-hal yang tidak baik.


Seorang wali Allah bernama Ma'aruf Al-Karkhi berkata : "Mencari syurga tanpa amal merupakan dosa dari segala dosa. Mengharapkan syafaat tanpa amal adalah satu macam tipuan. Dan mengharapkan rahmat Allah disamping maksiat adalah bodoh dan jahil."


Inilah yang dikatakan orang yang bodoh ialah orang yang mengikut kehendak nafsu dan suka berangan-angan ke atas Allah. Berangan-angan masuk syurga tanpa beramal. Berangan Allah akan ampunkan dosa tetapi tidak bertaubat.


III). Tentang harapan yang baik dan terpuji dapat dilihat gambarannya seperti pendapat Imam Al-Ghazali; "Apabila seorang hamba Allah menanam biji iman dan menyiram biji itu dengan air taat dan mensucikan hatinya dari duri akhlak yang jelek disamping menunggu kurnia Allah supaya hatinya tetap dalam kebaikan hingga akhir hayat, dan supaya mendapatkan husnul Khatimah yang membawa kepada keampunan Allah,merupakan harapan hakiki yang terpuji dan berusaha ,membangunkan diri dengan tekun dan melaksanakan sebab-sebab keimanan. Jika tidak bersungguh-sungguh menyirami biji benih iman dengan air taat, atau meninggalkan hatinya penuh dengan kehinaan akhlak, maka tenggelamlah ia dalam mencari kelazatan dunia, kemudian barulah mengharapkan keampunan Allah Ta'ala, yang demikian juga merupakan bodoh dan tertipu.


Sabda Rasullulah:

Bermkasud : " Orang bodoh ialah orang yang memperturutkan nafsunya pada hawanya dan berangan-angan mendapat syurga dari Allah Ta'ala."

Kesimpulan:

Kita boleh mengharap kepada Allah Ta'ala segala kebaikan yang kita hendaki asalkan disertai dengan amal. Jika tidak, itu bukan harap namanya, tetapi adalah angan-angan yang tidak ada ertinya.


Berfirman Allah :

"Dan yang demikian itu adalah dugaanmu (yang keliru) terhadap Tuhanmu. Dugaan itulah yang membawa kamu kepada kecelakaan, maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang menderita kerugian." (Surah Fushshilat, ayat 23)


Mudah -mudahan Allah Ta'ala memberikan kepada kita nikmat harap yang besar dalam segala kebaikan yang dicita-citakan, dunia dan akhirat, terhindarlah dari angan-angan yang sama sekali tidak ada artinya.

Amin, Ya Rabbal-'alamin...!