Sunday, June 8, 2014

Kalam Hikmah Yang ke 30, Pemurah Adalah Ciri Khas Hamba-Hamba Allah Yang Saleh.


بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته


Kuliah Hikam di Baitus Solehah
Kalam Hikmah Yang ke 30, Pemurah Adalah Ciri Khas Hamba-Hamba Allah Yang Saleh.


Kuliah Hikam subuh  06/06/14, menghuraikan Kalam Hikmah Al-Imam Ibnu Athaillah yang ke 30 bertajuk Pemurah Adalah Ciri Khas Hamba-Hamba Allah Yang Saleh.

Orang-orang yang pemurah ini diredhai oleh Allah dalam setiap aktivitinya. Jika orang itu berilmu, ilmu yang diamal dan disampaikan diredhai oleh Allah. Jika orang itu berharta, harta yang diperolehi dan dibelanjakan diredhai oleh Alllah.

Harta dibelanjakan mengikut landasan syariat, untuk agama , untuk kemashlahatan ummah. Allah sentiasa beri peluang orang-orang dimurahkan rezeki ini untuk membelanjakan harta/wang yang diperolehi dijalan Allah, dan mereka inilah hamba Allah yang diredhai. Kita lihat dari zaman sahabat, bagaimana mereka membelanjakan harta yang mereka miliki untuk jalan agama. Mereka bekerja, berniaga untuk jadi kaya dengan niat untuk membantu agama Allah. Mereka kaya tetapi zuhud. Kaya itu tidak membuat hati mereka terpesona dengan dunia.

Bagaimana Syaidina Abu Bakar, Abdul Rahman bin Auf yang sangat kaya membelanjakan harta untuk jalan agama sehingga saat kematian mereka tidak ada apa yang ditinggalkan.

Begitu juga orang yang diberi peluang mempunyai ilmu, dengan ilmu ini mereka menyampaikan kepada orang ramai. Orang ini menjadi pemurah apabila ilmu itu disampaikan dengan harapan ramai orang jahil menjadi berilmu. Berilmu untuk berbakti kepada Allah.

Rasullulah pernah bersabda yang maksudnya, "Orang yang pemurah adalah hampir kepada Allah,hampir kepada manusia, hampir kepada Syurga, (tetapi) jauh dari Neraka. Orang bakhil jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari Syurga dan dekat pula dari Neraka. Orang jahil yang pemurah adalah lebih dicintai Allah dari orang yang banyak ibadah tetapi bakhil."

Hadis inilah yang mendorong hamba-hamba Allah yang soleh pada membelanjakan ilmunya dan hartanya ke jalan keredhaan Allah dan kesanggupan mereka.

Apa saja yang kita ada digunaka untuk berbakti kepada Allah. Umur yang panjang untuk berbakti kepada Allah dengan memanafaatkan umur itu dijalan yang Allah redhai. Tidak membiarkan umur itu dihabiskan hanya melakukan perkara yang sia-sia.

Ada orang yang pemurah dengan jiwa raga, bersedia mempergunakan jiwa raga untuk berbakti kepada Allah. (Jiwaraga =nyawa).

Jika Allah berikan kesehatan, maka gunaka kesehatan itu dijalan agama. Berbakti kepada Allah melalui kesehatannya. Jika ada kemahiran memasak, gunakan kemahiran memasakmitu untuk berbakti kepada Allah. Maka dengan kemahiran itu Allah beri peluang untuk berbakti kepadaNya.

Jika ada zuriat, dengan zuriat itu digunakan untuk berbakti kepada Allah. Memastikan zuriat yang dikurniakan ini akan dapat dipergunakan di jalan agama, tidak diabaikan amanah dengan membiarkan mereka terjebak melakukan kemungkaran dan menderhakai Allah.

Sungguh orang yang diberikan kemurahan rezeki ini pun diuji, ada masa rezeki banyak telah menyebabkan ia kedekut, lupa untuk mengeluarkan zakat, enggan bersedekah dan tidak mempergunakan rezeki yang dimiliki untuk berbakti kepada Allah.

Bagaimana untuk menjadi hamba yang berbakti kepada Allah? Dengan mujahadah. Dengan kesabaran, dengan berilmu. Tetap istiqomah dan tidak terpengaruh dengan nafsu syahwat yang cinta dunia.

Firman Allah, dalam surah At-Talaq ayat 7, "Hendaklah membelanjakan orang-orang yang mempunyai kekayaan dari kekayaannya, barangsiapa yang disempitkan rezekinya, hendaklah membelanjakan ia menurut apa yang diberikan Allah padanya. Allah tiada memberati diri seseorang, melainkan menurut yang dianugerahkan Allah kepadanya. Nanti Allah bakal mengadakan kemudahan sesudah kesukaran."

Kelapangan masa itu merupakan rezeki. Peluang menziarahi orang sakit itu rezeki. Membantu mereka yang uzur dan tidak berdaya juga rezeki yang Allah kurniakan kepada sesiapa yang terpilih. Peluang mengerjakan amal soleh juga rezeki.

Inilah yang dikatakan Maha Penyayangnya Allah dan memberikan peluang hambaNya menjadikan seseorang yang pemurah.

Allah berfirman, surah Al-Hadid, ayat 11, " Siapakah orangnya yang mahu memberikan pinjaman kepada Allah, sebagai pinjaman yang baik (ikhlas) supaya Allah melipat-gandakan balasannya? Dan (selain itu) dia akan beroleh pahala yang besar!"

Dan mereka yang diberikan rezeki untuk mengerjakan amal soleh, Allah berjanji, dihari kiamat nanti bahawa orang beriman dan beramal soleh akan bergerak cepat dihadapan dan disebelah kanan dengan penuh cahaya.

Mahu?

"Ingatlah) ketika engkau melihat (pada hari kiamat): Orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, cahaya (iman dan amal soleh) mereka bergerak cepat di hadapan mereka dan di sebelah kanan mereka (semasa mereka berjalan, serta dikatakan kepada mereka): Berita yang menggembirakan kamu pada hari ini, (kamu akan beroleh) Syurga yang mengalir di bawahnya beberapa sungai, kekal kamu di dalamnya; yang demikian itu adalah kemenangan yang besar. ( al-Hadid, ayat 12)